Berdua

dinda estu
2 min readDec 12, 2019

Untuk sahabatku, karena sahabat tidak perlu menyembunyikan apapun. Karena dengan sahabat, usahaku tidak perlu menjadi rahasia.

Disalah satu tempat duduk di katedral aku mendengarkan ceramah nikah, kali pertama aku mencoba memasuki rumah ibadah yang secara teratur kamu singgahi. disitu berdiri atasanku, Yanuar Nugroho yang memberikan petuah kepada dua mempelai. Beliau bilang, “Hidup ini berantakan dan akan selalu begitu, bedanya sekarang kamu menghadapinya berdua”. Disitu aku tersadar dan menikmati segala masalah-masalah hidup yang sering aku adukan kepadamu. Aduan itu kamu dengarkan dengan sabar, dengan baiknya tutur katamu yang sering berseberangan denganku. Beberapa detik kunikmati setiap sentilan-sentilan lucu yang sering kita lemparkan satu sama lain, lalu berlanjut ke setiap momen yang tepat dan selalu berkesan meskipun aku yakin kita pernah saling jengkel. Bergeser lagi, apakah aku satu-satunya pengeluh disini? Jika iya, maafkan aku ya sayang. Kesempatan berkeluh kesah ini harusnya bukan momenku sendiri. Kamu bisa berkeluh kesah apapun, bagaimanapun, kepadaku. Hidup ini berantakan, begitu pula hidupmu dan hidupku. Kita akan banyak menghadapi tantangan-tantangan asing yang menegangkan, membabi buta, mungkin juga akan terlihat menyeramkan.

Tapi, bukan tanpa melebihkan setiap kata yang akan kamu baca satu persatu, dimulai dari sekarang. Bahwa kamu, dengan tenang, bersama gayamu telah mengajarkan aku rasa sayang, rasa di hormati sebagai pasangan, kamu berhasil membuat aku merasa harus ada di dunia yang berantakan ini, ketika mungkin tidak seorangpun menyadari bahwa aku sedang kalut-kalutnya. Kamu berhasil dan menang telak, melawan ketakutanku, yang selama ini justru menjadi sahabat yang menyesatkan aku sendiri. Selamat, telah berhasil membuat aku merasa ada. Tapi sayang, menjadi laki-laki itu boleh menangis juga lo ya! kamu boleh seperti biasanya, meneteskan air mata jika kamu rindu, jika kamu kalut, jika kamu bingung, jika kamu merasa banyak beban yang terbawa di pundakmu. Ingat, ada aku yang seharusnya dan tentunya berkewajiban untuk mendengarkan kamu. Tulisan ini aku buat dari total jumlah betapa aku berpikir, apakah aku sudah cukup mendengarkan cintaku?

Semangat cintaku, even hurricane will pass and become a beautiful rainbow. I love you and always will heu

--

--