Perbedaan bukan Jurang

dinda estu
2 min readSep 21, 2019

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Qs. al-Hujurat: 13)

manusia, agama,alam, dan Tuhannya. Tidak peduli bagaimana kita lahir ke dunia ini, kita semua dilahirkan tanpa rasa benci, meskipun kita mengenal Tuhan dengan cara dan cerita yang berbeda-beda. Tuhan membuat manusia, tidak lain untuk menjadi manusia, bukan untuk menjadi Tuhan bagi manusia yang lainnya. Saya sering bertanya dalam hati, mengapa sebuah perbedaan menjadi jurang yang sangat luas bagi sesama manusia, memanusiakan yang lainnya. Bukankah sangat mudah untuk menghargai satu sama lain? bukan toleransi. how could you want yourself to be tolerated? toleransi adalah, mindak apa-apakan sesuatu meski kita membencinya. mengapa, tidak lebih kita menghargai pilihan orang lain.

agama adalah sebuah bentuk dari apa yang mengotakkan kita, namun kepercayaan adalah apa yang tertanam dan ikut kita bawa sebagai nilai yang diajarkan oleh keluarga dan lingkungan. saya lahir muslim, karena orang tua saya memeluk agama islam. toh, di dalam islam sendiri terdapat berbagai jenis islam yang lain. namun, yang paling penting adalah apa yang dipercayai.

ISIS mengaku sebagai islam, namun nilai yang mereka percayai bersebrangan jauh dengan kepercayaan islam. Anda, para pembaca memegang kepercayaan anda sebagai agama karena berbagai nilai baik yang diajarkan sesuai dengan kepercayaan anda. lantas, bagaimana seseorang bersalah dilahirkan ke dunia dengan agama yang sebenarnya belum ia kenali ketik bayi?

keresahan tentang rasa percaya yang membentuk kepercayaan dan agama yang akhirnya membuat keagamaan. harusnya tidak mengurangi nilai kita untuk memanusiakan. karena pada dasarnya, Tuhan membuat itu berbeda hanya agar kita saling mengenal dan menghargai. bagaimana sekelompok manusia meneriaki manusia lain kafir? padahal itulah nilai yang dikenalkan kepadanya bahkan sebelum dirinya lahir. justifikasi apa yang membuat orang halal mengucapkan manusia lainnya kafir berlandaskan agama yang diberi Tuhan untuk menjadi manusia?

pemikiran ini terus berkembang hingga dititik bahwa setiap manusia juga bertumbuh memiliki nilai dan rintangan yang berbeda-beda. bagi saya, berangkat kerja sesudah membantu membersihkan rumah dan membantu mengurus ponakan, lalu perjalanan 2 jam bukanlah hal yang melelahkan. namun, bagi yang lainnya itu adalah sebuah hal yang mustahil mereka lakukan. begitu bagi pula bagi saya kepada yang berangkat subuh, karena saya tidak bisa bangun sepagi itu dan melawan kemalasan.

kita membawa nilai, yang tidak akan pernah salah. kita membawa nilai yang kita percaya dan kepercayaan itu hanya menjadi rahasia antara manusia dengan Tuhan. hubungan 2 arah yang tidak akan dimengerti manusia lainnya, karena itu sangat personal dan dijalani oleh setiap manusia dengan kakinya masing-masing. mengapa kita begitu jahat? menjadi Tuhan bagi ia yang tidak kita ketahui kisahnya.

saya sangat menghargai orang lain, tapi saya harus bertoleransi pada setiap orang yang berlaga sok suci dan menggemblengkan hubungannya dengan Tuhan. because like, damn. I don’t give a shhhht about the things and conversation you do with your God. do it silently. karena amalmu adalah dosamu, sembunyikanlah amalmu seperti kamu menyembunyikan dosamu. lebih baik tidak usah berbangga akan hubungan privat yang seharusnya tidak usah diumbar.

--

--